Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenis Komponen Transistor - Gudang Ilmu

Saturday, January 30, 2016

Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenis Komponen Transistor

4. Transistor
Ditulis Oleh: Magister Pengelana
@Magister Pengelana


Hampir semua peralatan elektronik yang kita miliki di rumah pasti menggunakan komponen yang namanya transistor. Dulu sebelum transistor ditemukan, semua perangkat elektronik memakai lampu tabung yang besar-besar. Makanya tidak heran kalau komputer pertama berukuran sebesar lemari. Namun setelah ditemukannya transistor peralatan elektronika dapat dibuat dengan ukuran yang lebih kecil dan rapi.

Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh sarjana-sarjana Amerika Serikat yang bekerja pada “Bell Telephone Laboratories”. Mereka adalah J Bardeen, W.H Brattain dan W. Shockley.

Transistor berasal dari kata transfer dan resistor. Transfer berarti pemindah atau perubah sedangkan resistor berarti penahan atau penghambat. Secara terminology transistor berarti: “merubah suatu bahan campuran atom dalam proses kimia, dari bahan yang bukan penghantar menjadi bahan penghantar atau setengah penghantar.”  Oleh karena itu transistor sering disebut dengan semikonduktor. Adapaun bahan-bahan pembentuk transistor adalah: Silicon (Si),  Germanium (Ge), Arsenikum (As), Indium (In), Galium (Ga), dan lain-lain.

Pada dasarnya transistor merupakan sambungan dari 2 buah dioda yang disambung sedemikian rupa sehingga membentuk transistor dengan tipe PNP (positif negatif positif) dan tipe NPN (negatif positif negatif). Oleh karena itu transistor memiliki 3 kaki/elektroda, yaitu:
a. Basis, disingkat B, berfungsi untuk mengatur dan mengemudikan gerakan-gerakan electron dalam transistor.
b. Collector, disingkat C, berfungsi untuk menarik dan menyalurkan electron keluar dari transistor.
c. Emitor, disingkat E, berfungsi untuk menimbulkan atau menghasilkan electron dalam transistor.

Dalam rangkaian elektronika banyak sekali fungsi transistor diantaranya adalah sebagai berikut:
Penguat arus/tegangan
Saklar elektronik
Pembangkit getaran listrik
Penyimpan sinyal getaran listrik
Sebagai penyearah
Sebagai osilator
Sebagai mixer

Berdasarkan kegunaannya transistor dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Transistor frekuensi tegangan tinggi, dan
b. Transistor frekuensi tegangan rendah

Transistor mempunyai ribuan tipe, tapi secara garis besar dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

1. BJT (Bipolar Junction Transistor)
Transistor dapat berfungsi sebagai kran listrik. Nah BJT adalah tipe transistor yang bekerja berdasarkan arus inputnya. BJT terdiri dari 2 dioda yang kutub positif atau negatifnya saling berhimpit serta memilki 3 kaki seperti yang sudah dijelaskan diatas. BJT dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. PNP
Dibuat dengan cara meletakkan bahan semikonduktor tipe N diantara 2 tipe P, maka akan terbentuk transistor tipe PNP. Transistor PNP akan bekerja apabila tegangan basis lebih rendah daripada tegangan emitter. Untuk mengetahui apakah transistor itu berjenis PNP bisa dilakukan dengan menggunakan multitester atau dengan cara melihat kode yang tertera pada transistor tersebut, untuk yang jenis PNP biasanya menggunakan huruf A atau B. Contoh, A 733, B 512, SA 101, SB 103, dll.

b. NPN
Dibuat dengan meletakkan bahan semikonduktor tipe P diantara 2 tipe N. Maka akan terbentuk transistor tipe NPN. Transistor NPN akan bekerja apabila tegangan emitter lebih rendah daripada tegangan basis. Untuk mengetahui transistor berjenis NPN bisa menggunakan multitester atau dengan melihat kode yang tecantum. Untuk jenis NPN biasanya menggunakan kode huruf C atau D. contoh C 945, D317, SC 460, 2SC372, dll. 

2. FET (Field Effect Transistor)
FET adalah jenis Transistor Unipolar yang dibikin khsusus. Tidak seperti transistor biasa yang menghantar apabila dialiri arus di basis, transistor FET akan menghantar apabila diberi tegangan (jadi bukan arus) berdasarkan. Berbeda dengan tipe BJT, elektroda-elektroda pada transistor tipe FET diberi nama dengan Source (S), Gate (G), dan Drain (D). 

Beberapa kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET lebih mahal, maka FET hanya digunakan pada bagian-bagian yang memerlukan. Seperti halnya transistor, ada 2 jenis FET yaitu kanal N dan kanal P. Selain itu FET dibagi menjadi beberapa jenis:

a. JFET (Junction FET), menggunakan pertemuan P-N yang diberi tegangan balik (reverse bias) untuk memisahkan “gate” dan “body”.

b. MOSFET (Metal Oxide Semiconduktor FET), menggunakan isolator antara gate dan body.

c. MESFET (Metal Semiconduktor FET), pertemuan P-N pada JFET diganti dengan penghalang Schottky, digunakan pada GaAs dan bahan semikonduktor lainnya.

d. HEMT (High Electron Mobility Transistor/transistor dengan pergerakan electron tinggi), isolator antara gate dan body dibentuk dari material yang memiliki lebar celah berbeda.

e. FREDFET (Fast Reverse Epitaxial Dioda FET/FET diode epitaksial cepat bailk atau pulih), FET yang di desain khusus untuk mempercepat pemulihan (pemulihan) diode pada body.

f. IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor), piranti pengendali daya tinggi. IGBT memiliki struktur yang hampir sama dengan MOSFET dan disambung dengan kanal konduksi utama yang mirib transistor 2 kutub.  IGBT sering digunakan pada tegangan tinggi, yaitu sekitar 200 volt sampai 3000 volt. Sedangkan MOSFET digunakan pada kisaran tegangan antara 1-200 volt.

g. ISFET (Ion-Sensitive FET), digunakan untuk mengukur konsentrasi ion pada latihan. Ketika konsentrasi ion berubah (seperti pH), maka arus yang mengalir melalui transistor juga berubah.

h. DNAFET, merupakan FET yang khusus berfungsi sebagai biosensor dengan menggunakan gerbang yang dibuat dari molekul salah satu helai DNA untuk mendeteksi helaian DNA yang cocok.

Bagi yang ingin mendownload versi .doc silahkan klik ling download dibawah ini
TAPI SEBELUM DOWNLOAD, MONGGO DI SHARE DULU YA...!!!! MATUR SUWUN




Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda